Mar 8, 2013

Nyepi (Gilang/16/6A)


Nyepi (awal kata dari Sepi ) adalah hari menyendiri untuk merenungkan diri dan semacamnya, segala hal yang mungkin dapat mengganggu hal tersebut adalah dilarang. Larangan-larangan utama adalah : tidak boleh menyalakan api (dan penerangan harus tetap redup) tidak boleh bekerja; tidak boleh ada hiburan atau kegembiraan; tidak boleh bepergian; dan untuk beberapa, tidak boleh berbicara atau makan sama sekali. Akibat dari larangan-larangan tersebut adalah jalan-jalan di Bali yang biasanya ramai akan kosong, hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada suara dari TV atau radio, dan bahkan beberapa tanda-tanda kegiatan/aktifitas bahkan terlihat ada di dalam rumah. Orang-orang yang terlihat di luar rumah hanyalah Pecalang, petugas keamanan tradisonal yang akan berpatroli di jalan-jalan untuk memastikan larangan-larangan dijalankan. Meskipun Nyepi adalah hari libur untuk umat Hindu, umat non-Hindu yang tinggal di Bali ikut serta menjalankan hari Nyepi tersebut, untuk menghormati sesama warga yang menjalankannya. Turis juga tidak dikecualikan; meskipun mereka bebas untuk melakukan apa saja di dalam hotel, tidak seorangpun diperkenankan ke pantai atau ke jalan-jalan atau pergi tur, dan satu-satunya bandara di Bali akan ditutup selama sehari. Pengecualian hanya diberikan kepada kendaraan dengan keadaan darurat yang membawa seseorang yang nyawanya terancam atau wanita yang akan melahirkan. Sehari setalah Nyepi, dikenal dengan sebutan Ngembak Geni, kegiatan sosial dimana para keluarga, kerabat dan sahabat saling meminta maaf, dan menampilkan pertunjukan ritual keagamaan tertentu secara bersama-sama.

0 komentar:

Post a Comment

DAFTAR ISI



By COMANK